Tampilkan postingan dengan label Latar Belakang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Latar Belakang. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 September 2012

Latar Belakang




Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang (Imam Syafi’i, 767 – 820 M)

Puji syukur kepada Allah swt. karena masih memberikan kesempatan bernafas dan menggunakan akal ini untuk berpikir dan berkarya. Kunci dari perkembangan bangsa dan negara di masa yang akan datang terldtak pada efektivitas penerapan IPTEK. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang dalam jangka waktu lama, serta terkait langsung dengan kemampuan manusia yang mampu berpikir secara sistematis dan melakukan analisis secara mendalam terhadap permasalahan yang ditemuinya.
Kehidupan manusia telah mengalami perubahan yang mendasar seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nanosains merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari material berukuran kurang dari 10-9 m. Menurut Prof. T. Kawai (2002) nanoteknologi merupakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menyusun satu persatu atom atau molekul sehingga tercipta dunia baru. Memasuki abad ke-21 ini telah terjadi paradigma baru dalam memandang IPTEK, nanoteknologi oleh para pakar IPTEK diramalkan dalam periode sangat singkat dalam hitungan beberapa tahun ke depan akan terjadi revolusi mendasar yang berdampak luar biasa. Mengingat besarnya peluang dan dampak nanoteknologi dalam kehidupan manusia maka negara negara maju di dunia berlomba – lomba mengalokasikan dana untuk berinvestasi membangun dan mengembangkan nanoteknologi. Amerika merupakan negara pertama di dunia yang secara serius ingin menguasai nanoteknologi. Lewat lembaga riset seperti NSF, DoE, NASA, NIST dan EPA Amerika terus melakukan penelitian di berbagai bidang nanoteknologi. Sementara negara lain mengembangkan nanoteknologi sesuai potensi negara. Jepang dan Swiss menerapkan nanoteknologi di bidang manufaktur elektronik, komputer dan obat – obatan bernilai jual tinggi. Prancis mengembangkan bidang berkaitan dengan tenaga nuklir. Jepang mengembangkan pembuatan material berkapasitas besar. Cina mengembangakan nanoteknologi untuk obat herbal dan clay.
Menurut DR. Nurul T. Rochman  Indonesia memiki keunggulan komparatif berupa kekayaan sumber daya alam baik dalam bentuk berbagai mineral alam sebagai bahan baku pembuatan produk dan sumber energi  maupun keanekaragaman hayati. Sumber daya alam tersebut memerlukan nilai tambah untuk mampu menjadi penentu daya saing bangsa, karena kondisi saat ini pemanfaatan baru sebatas eksploitasi dengan kuantitas besar dan belum banyak diolah sehingga bernilai jual rendah. Untuk itu pengembangan nanoteknologi Indonesia diarahkan untuk dapat mengelola dan memberikan nilai tambah secara signifikan terhadap SDA Indonesia. Penelitian dan pengembangan nanoteknologi di Indonesia  sudah di mulai di beberapa lembanga riset seperti LIPI, BATAN, BPPT, LAPAN, MRC atau universitas seperti UI, ITB, ITS, Unand, UGM dll.
Sehubungan dengan peluang besar sebagaimana telah dipaparkan di atas maka perlu respon dan elaborasi dari berbagai pihak meliputi pihak peneliti, pendidik, industri, pemerintah, dan mahasiswa untuk mengawal langkah bersama ini. Mahasiswa ITS sebagai bagian dari elemen tersebut perlu memberikan daya dukung terhadap cita cita bersama ini. Lewat kegiatan klub riset NANO KLUB ITS diharapkan akan mampu memasifkan pengkajian dan penelitian di bidang nanoteknologi untuk kalangan mahasiswa ITS khususnya dan mahasiswa Indonesia umumnya. Sehingga diharapkan langkah kecil dari mahasiswa ini kelak akan memberikan sumbangsih terhadap perkembangan IPTEK Nasional khususnya di bidang nanoteknologi.








Rabu, 02 Mei 2012

History of NANOKITS

NANOKITS adalah singkatan dari Nano di Kampus ITS, sebuah forum bagi mahasiswa ITS baik program sarjana atau pascasarjana untuk berpartisipasi dan mengembangkan minat mereka di bidang nano. Berawal dari undangan nanocamp, sebuah acara training pengenalan nano, yang diselenggarakan oleh MNI. Undangan itu secara resmi ditujukan kepada ITS untuk mendelegasikan 2 orang mahasiswanya, yaitu Yufita Eftiana dari jurusan Kimia dan Riza Afifuddin dari jurusan Teknik Kimia. Dari hasil diskusi dan pelatihan Nanocamp ini kemudian timbul keinginan besar untuk membentuk sebuah forum mahasiswa bidang nano.
Mereka kemudian bersama - sama mencari mahasiswa - mahasiswa lain yang memiliki minat dibidang nano. Dari close recruitment ini kemudian terpilihlah Ahmad Masudi dari jurusan kimia sebagai ketua forum saat itu. Bersamaan dengan itu, mereka juga berdiskusi dengan dosen ITS, Prof. Gamantyo yang saat itu menjabat di LPPM.
Dalam perjalanannya mereka bertemu dengan Rizka Dzulhijjah Mahasiswa S2 yang baru saja pulang dari Jepang dalam rangka riset dibidang Nano. Dan kebetulan Rizka adalah anak bimbingan dari Prof. Heru Setyawan yang saat itu bertanggung jawab untuk riset nano di LPPM. Dari hasil diskusi bersama dosen - dosen di LPPM ITS, Prof. Gamantyo, Prof. Heru Setyawan, maka mulailah dibentuk forum nano untuk mahasiswa ITS.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India